Hampir lebih dari 1 bulan wilayah Kotawaringin Barat
diselimuti kabut asap. Kabut asap di Kotawaringin Barat diakibatkan oleh
pembukaan lahan dengan cara membakarnya, dan karena faktor alam seperti musim
kemarau. Sulitnya untuk mendapatkan air pada musim kemarau menyebabkan
kebakaran makin meluas dan mengakibatkan polusi berupa asap. Bencana ini menyebabkan
diundurnya jam masuk sekolah dan penundaan (delay)
pada sejumlah penerbangan ke Pangkalan Bun.
"Kabut asap
terus ada. Pesawat di bandara delay. Tadi harusnya (maskapai) Kalstar landing
jam 16.30 WIB, ini baru saja landing di Pangkalan Bun jam 22.30 WIB," ujar
Danlanud Iskandar Pangkalan Bun, Letkol Pnb Jhonson Simatupang saat dikonfirmasi
detikcom, Rabu (21/10/2015).
Kabut asap juga membuat jarak pandang menurun.
Kurangnya jarak pandang menyebabkan rawannya terjadi kecelakaan. Kabut asap tidak
hanya mempengaruhi bidang transpotasi. Banyak sekolah diliburkan disebabkan kabut
asap yang semakin tebal hari demi hari. Kabut asap sangat mengganggu aktifitas
belajar.
Pemerintah daerah akhirnya turun tangan
dengan membuat hujan buatan. Upaya menebar benih hujan buatan
mulai dilakukan di wilayah Kotawaringin Barat dan Kotawaringin Timur, Minggu
(20/9) siang. Pesawat CN-295 yang terbang dari Bandara Halim Perdana Kusuma
menabur garam di ketinggian 10 ribu kaki. Usaha penaburan benih hujan buatan
tergantung dengan kondisi awan yang ada di langit Kobar.
Dengan upaya ini saya harapkan dapat mengurangi bahkan menghilangkan kabut asap di wilayah
Kotawaringin Barat khusus nya Pangkalan Bun.
0 komentar:
Posting Komentar